"Pak, kata mama si H itu, bapak orang yang kejam, kejam sama
anak-anaknya" suatu hari Abra mengatakan itu kepada saya. Saya bertanya
kepadanya "menurutmu bapak seperti itu?" Abra menjawab "Ngga, bapak
baiknya samaku, bapak kan marah kalau kami nakal". Saya bilang sama Abra
"Kalau ada orang mengatakan seperti itu lagi samamu bilang sama dia,
urus aja dirimu sendiri, urus aja keluargamu, urus aja anak-anakmu".
Iya, seperti itulah rasa kepedulian sebagian orang di sekitar kita dan
juga dimasyarakat kita. Saya tidak mengerti apa maksud dan tujuan orang
tersebut mengatakan seperti itu kepada Abra.
Pernah juga seseorang
mengatakan kepada saya "anak-anak itu jadi takut samamu". Lalu saya
tanya anak-anak "iya, Abra, Vino, kalian takut sama bapak?" Abra dan
Vino bilang "Ngga, ngga takutnya kami sama bapak".
Syukurlah, otak dan
Fikiran anak-anak itu sudah tidak begitu gampang menerima suatu
pernyataan atau sesuatu yang ingin seseorang tanamkan kepada mereka.
Tapi kalau mereka setiap hari mendengar kata-kata seperti itu, bergaul
dengan orang yang selalu berfikir dan mengatakan seperti itu, bisa jadi
Fikiran mereka akan terpengaruh juga.
Namanya anak-anak, otaknya masih
cepat menangkap dan menyimpan apa yang mereka dengar dan lihat.
Anak-anak mendengar apa yang kita katakan dan melihat apa yang kita
lakukan. Otak mereka masih dalam tahap pertumbuhan sehingga cepat
menangkap sesuatu hal yang didengar dan dilihatnya, menyimpannya dalam
memorinya.
Apabila kita mengatakan sesuatu dan melakukan hal yang
berlawanan dengan apa yang kita katakan, maka dia akan mengikuti seperti
itu juga. Bagi anak-anak yang sudah diajarkan sebab akibat, mungkin
akan mencoba menganalisanya sendiri, dan bertanya. Saya melihat Abra dan
Vino telah melakukan itu. Mereka diberikan satu pernyataan, tetapi
karena melihat apa yang terjadi berbeda, mereka jadinya mempertanyakan
pernyataan tersebut, kemudian mengkonfirmasi dalam diri dan Fikiran
mereka. "Ngga, kami ngga takut sama bapak".
Takut dengan hormat itu dua
hal yang berbeda. Bahkan kadang orang dewasa pun ada yang belum bisa
membedakan antara rasa takut dan rasa hormat. Saya mendapatkan rasa hormat dari
anak-anak saya karena saya selalu berusaha menyamakan apa yang saya
katakan dengan apa yang saya lakukan. Apabila saya mengatakan sesuatu
kepada anak-anak kemudian melakukan hal yang berbeda dengan yang saya
katakan, pasti saya tidak akan mendapatkan rasa hormat dari mereka.
Jadi, itu bukan rasa takut.
Apabila saya kejam kepada mereka, maka
bukan rasa hormat yang saya dapatkan, tetapi rasa takut yang lama-lama
akan menjadi rasa benci. Jika anak-anak sering bergaul dengan
orang-orang yang tidak bisa menghargai dan menghormati orang lain,
sering mendengar kata-kata mengandung kebencian, bisa jadi rasa hormat
itu lama-lama akan luntur berubah menjadi rasa benci.
Memang tidak bagus
juga kalau kita tidak bersosialisasi, tetapi kita bisa memilih dengan
siapa kita akan lebih banyak menghabiskan waktu kita bersosialisasi.
Karena memang benar kata-kata yang mengatakan "sapi kumpul dengan sapi,
kambing kumpul dengan kambing, anjing kumpul dengan anjing". Itu sudah
merupakan faktor alam, dan seperti itulah yang terjadi di alam ini :).
Semoga anak-anak itu bisa lebih cepat mengenal dirinya sendiri dan mampu memilih untuk menempatkan dirinya menjadi siapa ...
No comments:
Post a Comment