"Out of control " dalam bahasa Indonesia berarti 'lepas kendali'.
Tapi,
itu jika seseorang mengatakannya untuk dirinya sendiri. Jika
mengartikan kepada orang lain biasanya digunakan kata "keterlaluan" atau
"kelewat batas", lebih parah lagi "kurang ajar" :) :) :).
Dalam perjalanan hidup kita, sejak kecil telah diajarkan nilai-nilai
atau standar-standar yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan,
yang pantas dikatakan dan tidak pantas dikatakan. Dengan demikian kita
menciptakan 'batas-batas' untuk diri
kita sendiri. Yang pertama sekali membuat batas bagi kita adalah orang
tua kita sendiri. Orang tua kita membatasi kita dengan batas-batas yang
bisa diterimanya dan diyakininya. Dan orang tua kita mempelajari
batas-batas tersebut dari batas-batas yang diajarkan kepadanya, ditambah
batas-batas yang diperoleh nya dari pengalaman-pengalaman hidup nya.
Demikian juga dengan dengan kita, selain batas-batas yang diajarkan
orang tua kita, kita juga akan membuat batas-batas baru dari pengalaman
dalam pergaulan, pekerjaan dan pengalaman lainnya. Jika batas-batas yang
kita yakini itu tidak jauh beda dengan batas yang dibuat orang tua kita
maka sering disebut "like Father like Son". Tetapi, jika batas-batas
tersebut jauh beda dari orangtua kita biasanya akan disebut "kurang
ajar" atau "anak tidak tau diri" :).
Tetapi, kata-kata itu belum tentu sesuai, karena batas-batas yang dibuat
orang untuk dirinya sendiri berbeda-beda. Ada batas yang bagi seseorang
sudah "keterlaluan" atau "kurang ajar" tetapi bagi orang lain "biasa
saja" :).
Pengalaman2 kita akan membuat kita selalu belajar dan juga selalu
memperbaharui batas-batas yang kita buat untuk diri kita sendiri.
Sah-sah saja seseorang mengupdate batas-batasnya sendiri, status aja
sering di update kok.
Batas-batas seseorang bisa terlihat dari Responnya
terhadap sesuatu. Jika saat mendengar kata-kata jorok atau vulgar,
seseorang terlihat risih, maka batas yang dibuat nya untuk dirinya sudah
mulai terusik.
Jika marah melihat suatu tindakan atau perbuatan, maka
batas yang dibuatnya sudah dilewati. Jika seseorang menjauhkan diri dari
kita, mungkin kita sering melanggar batas yang diyakini nya. ATAU
batas-batas kita dengan orang tersebut sangat jauh batasannya.
Jika
seseorang memilih bunuh diri karena sesuatu hal, pasti karena batasannya
sangat terbatas, kemungkinan besar karena jarang update status, eh
jarang update batas-batas yang bisa diterimanya :).
Bagaimana kau membuat batas-batas mu sendiri akan menunjukkan siapa
dirimu, dan dari respon dan sikap anak-anakmu akan terlihat batas-batas
apa yang kau ajarkan kepada mereka. "Dang dao tubis sian bonana"
begitulah umpasa Batak nya...
No comments:
Post a Comment