Tuesday, September 19, 2017

Bantuan Teman

"Lihatlah bapakmu itu, capek dia mencuci bajumu, makanya kau harus rajin belajar dan mau membantu orangtuamu" seorang teman yang tinggal dekat rumah orangtua saya mengatakan itu kepada Abra ketika datang kerumah mencari saya. Abra menjawab "lagi cuci baju bapak". Kemudian teman tersebut mengatakan seperti itu kepada Abra.

Waktu itu usia Abra belum genap 5 tahun, dicoba untuk masuk TK di kampung, tidak mau.
Saya membawanya kerumah orangtua saya sambil menunggu panggilan kerja. Sebagai Freelance, kadang ada masa orderan lagi sepi juga :) :) :). Pada saat itu, ada urusan yang perlu untuk adik saya, ibu saya kerumah adik saya selama sebulan, hanya saya dan Abra dirumah. 

Kita harus mampu menjaga dan mengurus diri kita sendiri. Pengalaman sebagai anak kost waktu kuliah, berguna saat itu :). Saya memasak untuk kami berdua, kadang hanya masak nasi terus beli lauk, mencuci piring dan pakaian sendiri. Yang paling jarang dilakukan menyapu dan mengepel rumah :). Saya ingat dulu, almarhum Bapak juga sering melakukan seperti itu, tapi Bapak lebih rajin membersihkan rumah dibanding saya :)

Besoknya, setelah Ade mengatakan seperti itu kepada Abra, saat kami hanya berdua dirumah, saya heran, kok Abra agak lama di kamar mandi? Saya periksa dan lihat "lagi ngapain kau?" Kutanya dia. "Mencuci baju ku Pak" jawab Abra. Kulihat dia memang lagi merendam bajunya. Air mataku langsung terasa mendesak keluar dari kedua sudut mataku. Terharu melihat anak yang belum genap berusia 5 tahun seperti itu, tapi sudah mampu memahami dan melihat kondisi yang sedang dihadapinya. Bahkan berusaha mencoba melakukan sesuatu yang menurut dia akan bisa membantu pada situasi saat itu. 

Aku selalu kembali merasa terharu setiap mengingat kembali apa yang dilakukan Abra waktu itu. Besoknya, saat ketemu Ade, ku ceritakan yang dilakukan Abra itu. "Baguslah itu bang, berarti dia bisa mengerti" kata Ade. Saya merasa sangat berterima kasih kepada Ade, karena apa yang telah dikatakannya kepada Abra waktu itu. 

Selain saya punya memori yang bagus pada momen itu dengan anak saya, dia juga telah membantu saya untuk mengajari anak saya agar bisa mengerti dan memahami suatu kondisi yang sedang dihadapinya, bahkan sampai ada timbul niat dan keinginan untuk mencoba melakukan sesuatu yang dianggapnya akan bisa membantu pada situasi tersebut. 

Kadang hal seperti itu kelihatannya sepele, dilakukan keluarga atau teman-teman kita, memberi motivasi dan dukungan seperti itu, pada situasi dan kondisi yang tepat, bisa memberikan dampak yang baik dan juga memiliki tujuan baik buat perkembangan mental anak-anak kita. 

Selama yang dilakukan keluarga atau teman-teman kita itu tidak mengganggu substansi dasar yang ingin kita ajarkan kepada anak-anak kita, sesuai dengan tujuan kita untuk keluarga kecil kita sendiri, menurut saya boleh-boleh saja sih. Tapi kalau keluarga atau teman-teman kita itu hanya ingin menunjukkan seakan-akan dia lebih perduli kepada kita, keluarga kecil kita, anak-anak kita dibanding diri kita sendiri, kita perlu mengambil sikap dan keputusan untuk diri kita sendiri, keluarga kecil kita dan anak-anak kita. 

Saat ini banyak parasit yang bertebaran, berusaha untuk menularkan penyakit-penyakit moral, mental dan juga ideologis yang mencari mangsa untuk menjadi pengikut-pengikutnya. Bisa jadi salah satu parasit itu sudah ada dalam keluarga kita, teman-teman kita, tetangga atau orang-orang di lingkungan kita. 

Kita harus selalu waspada, karena dalam Kitab Suci juga mengatakan, pada saat mendekati akhir zaman, akan sulit membedakan parasit-parasit itu. Kita harus lebih waspada dan jeli melihat semua situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi saat ini. 

Sekarang ini, yang jahat terlihat baik, yang baik dibuat kelihatan buruk. Orang-orang yang sudah jelas-jelas melakukan kesalahan dan kejahatan masih bisa kita lihat tersenyum dan tertawa di televisi kok, tidak terlihat merasa malu, merasa bersalah atau merasa menyesal. Kondisi seperti itulah yang sedang kita hadapi saat ini, baik di lingkungan sekitar kita, di masyarakat, negara maupun di bumi ini. 

Apakah memang saat ini sudah jadi tanda-tanda dimulainya akhir zaman? Tuhan yang Maha Tahu yang bisa mengatakan dan menjelaskan itu, jangan bertanya kepada rumput yang bergoyang .

No comments:

Post a Comment