Gerakan yang halus, lembut tapi terkendali, tegas dan jelas. Itu pengertian MOTORIK HALUS yang bisa saya fahami. Kebalikannya, gerakan yang kaku, tidak stabil dan tidak terkendali.
"Suka-suka"kulah, ingat kata-kata ini jadi ingat ketika berantam dengan teman-teman saat kecil :):):).
Sering juga melihat anak-anak sekarang masih sering mengatakannya saat
berdebat dengan teman-temannya. Sepertinya kata "suka-suka ku" ini
tidak akan hilang ditelan waktu dan zaman :).
Kadang kalau difikirkan, memang semua orang senang melakukan
"suka-suka"nya sendiri.
"Habis nanti uang bapak, jangan semua kau ambil" Davino mengatakan itu
kepada adiknya, saat saya mengajak mereka ke supermarket kemudian
menyuruh memilih jajanan yang mereka mau :. Kamus seperti itu mulai ada pada anak-anak sejak saya mengajak mereka
ke Bukit Lawang, Bohorok pada saat liburan sekolah.
"Lihatlah bapakmu itu, capek dia mencuci bajumu, makanya kau harus rajin
belajar dan mau membantu orangtuamu" seorang teman yang tinggal dekat
rumah orangtua saya mengatakan itu kepada Abra ketika datang kerumah
mencari saya. Abra menjawab "lagi cuci baju bapak". Kemudian teman
tersebut mengatakan seperti itu kepada Abra.
Waktu itu usia Abra belum
genap 5 tahun, dicoba untuk masuk TK di kampung, tidak mau.
"Bapak kan marah sama kita karena sayang sama kita". Saya mendengar anak
saya paling besar mengatakan itu kepada kedua adiknya, setelah saya
baru saja memarahi mereka. Iya, saya dikenal sebagai seorang pemarah,
seorang bapak pemarah .
Pada saat anak-anak saya nakal, mengatakan kata-kata kotor, melawan
kepada orangtua,
"Pak, kata mama si H itu, bapak orang yang kejam, kejam sama
anak-anaknya" suatu hari Abra mengatakan itu kepada saya. Saya bertanya
kepadanya "menurutmu bapak seperti itu?" Abra menjawab "Ngga, bapak
baiknya samaku, bapak kan marah kalau kami nakal". Saya bilang sama Abra
"Kalau ada orang mengatakan seperti itu lagi samamu bilang sama dia,
Ketika seorang ibu menyuruh anak-anaknya menyembunyikan sesuatu dari
saudara2nya, bapaknya dan teman2nya, maka ibu tersebut sedang menyiapkan
pembohong2 baru di masa depan.
Ketergantungan. Kata ini sering digabungkan dengan kata narkoba, menjadi
"ketergantungan narkoba". Mengapa bisa tergantung pada narkoba? Pada
dasarnya, semua manusia ingin merasakan kenyamanan dan keamanan pada
dirinya sendiri. Merasa nyaman, tenang dan damai dengan dirinya sendiri
dan kehidupan nya.
Sering kita melihat ada orangtua yang selalu ada untuk anaknya, menyuapi
makan, memandikan, antar jemput ke sekolah, kursus dan lain-lain.
Kadang saya berfikir, memangnya aku pembantumu :D.
Hal itu saya sampaikan juga ke ibunya, memangnya kau babu yang harus
menyiapkan semua untuk anak-anakmu? Pada saat usia mereka masih belum
cukup, masih merangkak atau belajar berjalan, ngga apa2lah, memang kita
yang harus mengurus semuanya. Tapi, saat tangannya sudah kuat mengangkat
sendok, ajarilah dia makan sendiri,
jangan disuapi lagi. Saat kakinya sudah kuat berlari, ajarilah dia
membantu menyiapkan peralatan makan, menyimpan dan mencuci piring yang
sudah digunakan makan. Saat mata dan fikirannya sudah bisa melihat dan
membedakan sesuatu yang berbahaya dan tidak berbahaya, ajarilah dia
untuk bisa memasak makanan untuk dirinya sendiri. Ajarilah dia untuk
berjalan sendiri ke sekolah dan kursus, ajarilah dia agar bisa menjaga
dan mengurus dirinya. Ajarilah dia menjadi dirinya sendiri.
Teringat pesan almarhum bapak dulu kepadaku dalam suatu kesempatan kami
berbicara setelah bapak pensiun. "Kau tahu, aku hanya satu orang, tapi
dalam hidupku, aku memiliki 2 pekerjaan sekaligus". Bapak memang seorang
pendeta dan juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai guru. Makanya, aku
kadang geli sendiri kalau mengingat, di rapor ku sekolah, pekerjaan
orangtua ku Guru, di rapor adik-adikku, pekerjaan orangtuanya Pendeta. :).
Padahal, kami abang beradik, dan bapak kami satu Ds. Drs. K.M Silaban.
Aku ingat dulu nama Bapak itu Ds. K.M Silaban B.A, tapi karena sekolah
terus, namanya jadi berubah :).
Aku hanyalah aku.. Mencoba menikmati perjalanan hari ini dan besok. Mencoba menggunakan waktu yang ada buatku sejak aku lahir hingga saat ini. Mencoba melakukan apa yang mampu kulakukan. Aku kadang, mencoba jalan yang lain. harus mendobrak untuk membuka jalan. harus berbelok mencari jalan lain. hanya diam terduduk dan tidak mampu berjalan. harus berputar kembali ke awal jalan yang kupilih. Aku sadar, banyak waktu yang ada telah kuhabiskan. banyak waktu yang kuhabiskan untuk berjalan. banyak waktu yang kuhabiskan hanya duduk terdiam tidak melakukan apapun. banyak waktu kuhabiskan untuk mencari jalan yang kuinginkan. Aku berharap, semoga masih ada banyak waktu ku untuk bersama kalian. semoga masih banyak perjalanan lagi yang bisa kita lakukan bersama. semoga masih banyak waktu buat kita bercerita dan tertawa bersama. semoga masih banyak waktu buat kita untuk melakukan apa yang sama-sama kita inginkan.