Hancurkanlah,
maka dalam 3 hari aku akan membangunnya kembali...
Kalimat tersebut begitu enak dan mudah terdengar, tetapi dalam kenyataan cukup sulit untuk bisa dimengerti, difahami dan tentunya dilaksanakan. Keyakinan seseorang akan kemampuannya akan embuât seseorang mampu mengatakan dan menyampaikan sesuatu yang terdengar sangat enak dan mudah, tetapi sulit dilakukan dalam kendisi tertentu.
Aku memahami kalimat tersebut saat memilih menjauh dari keramaian, memulai bertani di dataran tinggi Humbang Hasundutan, dibagian barat daya Danau Toba. Saat menanam berbagai jenis tanaman, benih yang terlihat mati tersebut kemudian ditanam kedalam tanah. Umumnya dalam tiga hari kemudian akan mular terlihat kecambah keluar dari dalam tanah dimana benih tersebut ditanam. Tetapi apakah setelah tiga hari setelah benih tersebut keluar dari dalam tanah maka telah selesai?
Ternyata tidak!
Benih tersebut harus tetap dirawat hingga masa waktu tertentu agar bertumbuh dan berkembang lebih baik dan hingga masanya nanti akan berbunga hingga menghasilkan buah yang bisa diambil dan digunakan untuk kehidupan manusia. Waktu tiga hari untuk membangun dan hidup kembali belum selesai, tetapi masih ada masa-masa dimana pemulihan, perawatan, pertumbuhan dan perkembangan harus tetap dilakukan hingga masanya bisa kembali tegak berdiri dengan sempurna.
Masa bersedih, masa berduka, masa penyesalan telah cukup dan harus segera selesai. Kekuatan yang terus mengganggu dan terus berusaha merusak itu harus dibuang dan dimusnahkan. Peringatan demi peringatan telah disampaikan tetapi semua tidak diperdulikan dan bahkan tetap keras kepala memaksakan kehendaknya sendiri. Kesombongan dan kebodohan tersebut tidak dapat kuterima dan kutolerir lagi.
Bahkan ketika harus memulai dari nol, menjadi orang yang sakit secara fisik dan mental, tidak berdaya, tidak punya apa-apa, orang-orang sombong dan angkuh tersebut masih terus berusaha mengganggu dengan semua kesombongan dan kebodohannya. Masih tetap melakukan usaha-usaha idiot untuk menghina, merendahkan dan bahkan menghalangi jalanku. Bahkan gerombolan idiot tersebut memperbesar persekongkolannya dengan melibatkan orang-orang yang jauh lebih idiot lagi.
Aku telah memilih jalanku dan harus bisa kembali mandrin walaupun harus memulai kembali dari nol.
No comments:
Post a Comment