Sunday, November 13, 2022

Seputih Kertas Kosong

Begitulah digambarkan tentang "roh" atau '"jiwa" seorang anak yang baru dilahirkan kebumi ini. Penggambaran mengenai sesuatu yang sangat suci, sama sekali tidak ada noda atau cela.  Jiwa yang masih sangat bersih dan polos. Bayi yang baru dilahirkan masih memiliki hati yang benar-benar bersih, tulus dan tidak memandang apapun yang menjadi tujuan atau syarat-syarat ataupun semua hal yang difikirkan atau diinginkan orang-orang dewasa.



Hanya rasa aman, nyaman, kehangatan, perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan bayi yang baru dilahirkan. Dan hanya dengan tangisan, seorang bayi menyampaikan rasa tidak nyaman yang dialaminya. Tidak ada rasa takut, kesedihan atau kebencian dalam diri seorang bayi. Tangisan pertama seorang bayi menunjukkan keinginannya untuk bertahan hidup, yang telah ada dalam dirinya sejak dia dilahirkan. 

Dan yang pertama sekali akan dipelajari seorang bayi adalah bunyi-bunyi dan semua hal yang dilihatnya disekitarnya. Yaitu tempat dimana dia dibesarkan dan kata-kata serta tindakan orang-orang yang berada disekitarnya. Pembentukan karakter pertama sekali dari seorang bayi yang punya jiwa seputih kertas kosong adalah kata-kata, sikap dan perbuatan orang-orang terdekatnya, yaitu orang tanya sendiri atau orang-orang yang menggantikan posisi orangtuanya.



Ada banyak bayi yang beruntung memiliki orangtuanya, bapak dan ibu kandungnya saat dilahirkan, dan banyak juga bayi yang tidak beruntung, tidak memiliki salah satu orangtuanya dan bahkan harus dibesarkan orang lain yang menggantikan fungsi orangtuanya tersebut. Berbagai faktor dalam dunia orang dewasa telah menciptakan banyak cerita tentang seorang bayi yang baru dilahirkan. Dan seorang bayi yang baru lahir, yang punya jiwa seputih kertas kosong, yang tidak tahu apapun tentang semua kisah dibalik kelahirannya, harus bisa menerima dan menjalani semua jalan dalam masa pertumbuhan kehidupan selanjutnya. 




No comments:

Post a Comment