Sunday, September 17, 2017

Pesan Bapakku

Teringat pesan almarhum bapak dulu kepadaku dalam suatu kesempatan kami berbicara setelah bapak pensiun. "Kau tahu, aku hanya satu orang, tapi dalam hidupku, aku memiliki 2 pekerjaan sekaligus". Bapak memang seorang pendeta dan juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai guru. Makanya, aku kadang geli sendiri kalau mengingat, di rapor ku sekolah, pekerjaan orangtua ku Guru, di rapor adik-adikku, pekerjaan orangtuanya Pendeta. :). Padahal, kami abang beradik, dan bapak kami satu Ds. Drs. K.M Silaban. Aku ingat dulu nama Bapak itu Ds. K.M Silaban B.A, tapi karena sekolah terus, namanya jadi berubah :).





Kemudian bapak bilang, "aku memang pernah menginginkan kau menjadi seperti yang kuinginkan, tapi kau lebih suka memilih jalanmu sendiri seperti yang kau mau dan inginkan". Memang iya, dulu waktu mau ikut Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Saya beli formulir, letakkan diatas meja bapak dan kasih tau sudah saya beli formulir nya. Malamnya, saya lihat sudah terisi, jurusan yang dipilih Sosiologi, pilihan kedua Antropologi. Melihatnya, saya tertawa, saya hapus dan menuliskan pilihan pertama Teknik Sipil, Kedua Ilmu Kelautan dan ketiga Ilmu Komunikaai. Ternyata pilihan kedua yang ditentukan Tuhan untuk saya jalani dan pelajari. Kemudian, saya tamat dan beberapa tahun berkecimpung di dunia Kelautan untuk mencari nafkah. Pada saat kami berbicara itu, bapak mengatakan, itulah yang kau mau, jalanilah dengan baik, katanya samaku, dan kulihat kesannya dia agak senang saat itu :).

Memang sering kita berusaha agar seseorang itu menjadi seperti yang kita inginkan, ternyata dia tidak mau seperti keinginan kita itu, tapi mau seperti yang diinginkannya sendiri. Selama seseorang itu tau apa yang diinginkan dan dilakukannya, tau resiko dan konsekuensi atas keinginannya itu, bertanggung jawab dengan keinginan dan apa yang dilakukannya itu, mengapa kita harus repot2 berusaha agar orang itu jadi seperti yang kita inginkan? Dukung dan bantulah dia agar mampu mencapai dan mendapatkan keinginannya tersebut, jangan memaksakan keinginan kita, jadi sakit hati dan marah sendiri kita nanti, jadi cepat tua :).

Kenapa tidak kita ajarkan kepada anak2 kita agar dia tau apa yang diinginkannya, agar tahu apa yang dilakukannya dan juga tahu semua resiko dan konsekuensi yang akan dihadapinya dengan keinginannya dan yang dilakukan nya itu. Kenapa tidak kita ajari anak-anak kita agar mampu mengenal dirinya sendiri, belajar mengenal keinginannya sendiri dan belajar bagaimana agar bisa mencapai dan mendapatkan apa yang diinginkannya selama itu sesuai dengan etika, moral dan kebenaran yang kita yakini serta bertanggung jawab dan siap terhadap semua resiko dan konsekuensinya?

Itu juga yang kulakukan, aku tidak mau anak-anak ku jadi korban ambisi dan keinginan ku sendiri. Aku ajari dan dukung mereka untuk bisa mengenal diri mereka sendiri, sopan, jujur, punya etika, tau apa yang mereka inginkan dan lakukan dalam hidup mereka, bertanggung jawab dengan semua apa yang mereka inginkan dan lakukan. Aku yakin, dimasa depan mereka, mereka akan berbahagia dengan diri mereka sendiri, dengan keinginan mereka sendiri dan apa yang mereka sendiri ingin lakukan dan juga berbahagia dengan hidup mereka sendiri. Bertanggung jawablah atas semua keinginan mu dan apa yang telah kau lakukan...

No comments:

Post a Comment