Teringat pesan almarhum bapak dulu kepadaku dalam suatu kesempatan kami
berbicara setelah bapak pensiun. "Kau tahu, aku hanya satu orang, tapi
dalam hidupku, aku memiliki 2 pekerjaan sekaligus". Bapak memang seorang
pendeta dan juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai guru. Makanya, aku
kadang geli sendiri kalau mengingat, di rapor ku sekolah, pekerjaan
orangtua ku Guru, di rapor adik-adikku, pekerjaan orangtuanya Pendeta. :).
Padahal, kami abang beradik, dan bapak kami satu Ds. Drs. K.M Silaban.
Aku ingat dulu nama Bapak itu Ds. K.M Silaban B.A, tapi karena sekolah
terus, namanya jadi berubah :).
Kemudian bapak bilang, "aku memang pernah menginginkan kau menjadi
seperti yang kuinginkan, tapi kau lebih suka memilih jalanmu sendiri
seperti yang kau mau dan inginkan". Memang iya, dulu waktu mau ikut Ujian
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Saya beli formulir, letakkan
diatas meja bapak dan kasih tau sudah saya beli formulir nya. Malamnya,
saya lihat sudah terisi, jurusan yang dipilih Sosiologi, pilihan kedua
Antropologi. Melihatnya, saya tertawa, saya hapus dan menuliskan pilihan
pertama Teknik Sipil, Kedua Ilmu Kelautan dan ketiga Ilmu Komunikaai.
Ternyata pilihan kedua yang ditentukan Tuhan untuk saya jalani dan
pelajari. Kemudian, saya tamat dan beberapa tahun berkecimpung di dunia
Kelautan untuk mencari nafkah. Pada saat kami berbicara itu, bapak
mengatakan, itulah yang kau mau, jalanilah dengan baik, katanya samaku,
dan kulihat kesannya dia agak senang saat itu :).
Memang sering kita berusaha agar seseorang itu menjadi seperti yang
kita inginkan, ternyata dia tidak mau seperti keinginan kita itu, tapi
mau seperti yang diinginkannya sendiri. Selama seseorang itu tau apa
yang diinginkan dan dilakukannya, tau resiko dan konsekuensi atas
keinginannya itu, bertanggung jawab dengan keinginan dan apa yang
dilakukannya itu, mengapa kita harus repot2 berusaha agar orang itu jadi
seperti yang kita inginkan? Dukung dan bantulah dia agar mampu mencapai
dan mendapatkan keinginannya tersebut, jangan memaksakan keinginan
kita, jadi sakit hati dan marah sendiri kita nanti, jadi cepat tua :).
Kenapa tidak kita ajarkan kepada anak2 kita agar dia tau apa yang
diinginkannya, agar tahu apa yang dilakukannya dan juga tahu semua
resiko dan konsekuensi yang akan dihadapinya dengan keinginannya dan
yang dilakukan nya itu. Kenapa tidak kita ajari anak-anak kita agar
mampu mengenal dirinya sendiri, belajar mengenal keinginannya sendiri
dan belajar bagaimana agar bisa mencapai dan mendapatkan apa yang
diinginkannya selama itu sesuai dengan etika, moral dan kebenaran yang
kita yakini serta bertanggung jawab dan siap terhadap semua resiko dan
konsekuensinya?
Itu juga yang kulakukan, aku tidak mau anak-anak ku jadi
korban ambisi dan keinginan ku sendiri. Aku ajari dan dukung mereka
untuk bisa mengenal diri mereka sendiri, sopan, jujur, punya etika, tau
apa yang mereka inginkan dan lakukan dalam hidup mereka, bertanggung
jawab dengan semua apa yang mereka inginkan dan lakukan. Aku yakin,
dimasa depan mereka, mereka akan berbahagia dengan diri mereka sendiri,
dengan keinginan mereka sendiri dan apa yang mereka sendiri ingin
lakukan dan juga berbahagia dengan hidup mereka sendiri. Bertanggung
jawablah atas semua keinginan mu dan apa yang telah kau lakukan...
No comments:
Post a Comment