9 September 2017. Reminder to my best friend Deddy Prins Tomos Napitupulu.
Berita dan status teman-teman mengatakan kau sudah pergi Ded. Kau salah satu
teman terbaik yang pernah ku punya dalam kehidupan ku di dunia fana ini.
Saat kita bersama di asrama Marine Station Dumai dulu, untuk menghemat
uang, kita masak bersama dengan menu 4T+K kita. Tahu, Telur, Tempe, Teri
dan Kol. Tapi kau yang lebih sering memasak, dan saat mengingatkanku
agar gantian masak, kau mengatakannya sambil tersenyum dan tertawa.
Kemudian kita pindah kerumah Pak Ucok, kau juga yang
lebih sering membersihkan rumah dan menyiapkan makan kita.
Masih
kuingat waktu libur, aku ikut kerumah orangtua mu di Duri dan menginap
disana, inang bertanya 'ngga merokok nya Silaban itu?' Kau jawab
'merokok, tapi ngga ada lagi duitnya'. Inang menyuruh mu membelikan
rokok untukku. Walaupun kau bukan perokok dan selalu benci kalau pas
duduk bersamamu, asap rokok ku terbawa angin sama mu, tapi kau tetap
belikan rokok itu dan berikan sama ku. Kau tidak pernah membuatku sakit
hati atau marah selama kita bersama Ded.
Waktu aku ada pekerjaan ke
Batam, aku berkunjung kerumah mu, kita bercerita banyak, bagaimana
perjuanganmu mengumpulkan semua yang kau miliki saat itu. Kemudian, aku
mendengar istrimu sakit parah, bahkan sampai meninggal, aku tidak bisa
berbuat banyak untuk mu Ded. Kau memberi contoh, bagaimana seorang suami
tetap mendampingi istrinya sampai akhir hayatnya, bahkan sampai menjual
semua apa yang dengan susah payah kau kumpulkan dan pernah kau miliki
untuk kesembuhan istrimu.
Waktu kau sakit dan berobat ke Medan, kita
bertemu, kau peluk aku, waktu itupun kakiku bengkak karena sakit. Aku
menemanimu beberapa jam, melihatmu menahan rasa sakit di perut mu.
Kupijat kakimu, agak enak kurasa, teruskan dulu Lae, kau bilang sama ku.
Ku lanjutkan memijat kakimu, dan kau merasa agak enakan.
Waktu lanjut
kemoterapi mu di Medan, kau menyempatkan mengunjungi aku ke Binjai.
Tapi aku tidak bisa berbuat banyak seperti yang pernah kau lakukan
untukku Ded. Aku tidak bisa membantumu. Maafkan aku, waktu itu aku tidak
bisa membantumu.
Sebelum kau pesta waktu itu, kau Telp aku, mengundang
ku ke pestamu, tapi aku juga tidak bisa hadir Ded. Kau yang selalu
menghibur dengan gitar dan harmonikamu. Bersama-sama kita bernyanyi
untuk menghabiskan waktu dan menghibur diri kita. Tapi aku tidak bisa
melakukan seperti yang pernah kau lakukan untukku kawan. Selamat jalan
Ded...
Engkau sekarang sudah damai dalam keabadian. Kiranya Tuhan
memberkati dan selalu melindungi anak-anak dan keluargamu Ded. Aku
yakin, semua kebaikan mu waktu di bumi ini akan menjaga anak-anakmu
Ded... Selamat jalan kawan...
Kondisi mu sudah jauh lebih baik dibanding
aku sekarang Ded, engkau sudah sembuh dari semua penyakitmu dan
sekarang berada dalam kedamaian. Aku masih harus melanjutkan pergumulan
ku di dunia ini kawan. Semoga aku bisa mengikuti kesabaran dan
ketabahan mu seperti kisah lika-liku perjalanan hidupmu kawan. Sampai
bertemu nanti di keabadian sobat terbaik ku ...
No comments:
Post a Comment