Wednesday, September 20, 2017

Habis Nanti Uang Bapak

"Habis nanti uang bapak, jangan semua kau ambil" Davino mengatakan itu kepada adiknya, saat saya mengajak mereka ke supermarket kemudian menyuruh memilih jajanan yang mereka mau :

Kamus seperti itu mulai ada pada anak-anak sejak saya mengajak mereka ke Bukit Lawang, Bohorok pada saat liburan sekolah.
Saya ingin mengajarkan kepada mereka kebiasaan saya pada saat ada pekerjaan dan perjalanan yang akan saya lakukan. 

Selama bekerja menjadi Freelance, biasanya teman-teman menghubungi saya, menyampaikan pekerjaan yang akan dilakukan, lokasi kerja dan waktu pelaksanaan dan kapan akan berangkat. 

Kemudian saya membuka internet, mencari informasi-informasi mengenai lokasi kerja tersebut. Peta lokasi, jalur transportasi dan Armada transportasi, penginapan, tempat-tempat yang menarik, makanan khas, adat dan kebiasaan serta informasi-informasi lainnya yang berhubungan dengan apa yang akan dikerjakan. Sebagian besar informasi itu ada di internet. 

Jika tidak ada di internet, saya coba ingat-ingat siapa teman saya yang ada di daerah kerja itu atau teman yang saya tahu pernah ada pekerjaan disana, cari kontaknya dan bertanya kepada teman tersebut. Saya bukan orang pintar, hanya orang yang tahu apa yang saya tahu dan saya tidak tahu, tahu dimana dan bagaimana mencari apa yang saya tidak tahu tersebut :)

Saya ingin mengajarkan itu kepada anak-anak saya. Saya suruh mereka mencari tahu informasi mengenai Bukit Lawang, mereka sebelumnya sudah pernah kesana, tinggal mengingat apa-apa saja yang mereka lihat dan lakukan disana. Saya suruh mencari bagaimana bisa sampai kesana, kali ini naik angkutan umum, berapa ongkos kesana, jam berapa berangkat dan jam berapa angkutan umum terakhir dari sana. 

Kemudian bagaimana nanti makan disana, karena Bukit Lawang salah satu destinasi wisata, sudah banyak rumah makan dan Warung disana. Kemudian, apa yang kita perlu untuk dibawa kesana, sesuai dengan rencana apa yang akan dilakukan disana. Karena rencana akan berenang, maka perlu pakaian ganti dan perlengkapan mandi. 

Terakhir, saya suruh buat perkiraan berapa kira-kira uang yang kita perlu bawa sesuai rencana yang ingin kita lakukan. Mereka saya suruh menuliskan semua pada buku mereka masing-masing. Pada saat menuliskan rencana itu, mereka berdua akan berdiskusi dan saling mengoreksi apa yang mereka tulis. Kesepakatan, untuk sekali makan, satu orang maksimal Rp. 25.000,-. 

Malam sebelum hari keberangkatan, mereka mempersiapkan semua kebutuhan yang sudah ditulisnya, tas, pakaian, perlengkapan lain, men-checklist pada catatan yang sudah mereka buat. Kemudian saya suruh agar mereka saling memeriksa apa yang sudah mereka siapkan. Istilahnya "Final Check" dalam pekerjaan

Besoknya kami berangkat, dari rumah berjalan ke jalan umum dengan tas dipunggung masing-masing . Menunggu angkutan umum, kemudian naik angkutan umum ke Bukit Lawang. Dalam perjalanan, saya suruh agar melihat sekeliling mereka, didalam bus, dan juga tempat-tempat yang dilewati selama perjalanan. 

Tiba di Bukit Lawang sudah agak siang, saya tanya mau makan dulu atau mau lihat-lihat dulu? Kesepakatan makan dulu. Saya memilih rumah makan yang ada daftar menu dengan harga yang sudah tertera disana. Saya suruh mereka pilih apa yang mereka mau. Mereka melihat menu dan harganya, menghitung total harga yang mereka pilih. Kemudian mereka berdiskusi lagi mengenai pilihan mereka masing-masing dan menyesuaikan dengan budget yang sudah disepakati. 

Setelah pulang dari Bukit Lawang, tiba di dekat rumah saya ajak makan di gerai ayam goreng karena biaya yang habis tidak melewati anggaran yang sudah direncanakan. Paling tidak sebagai reward, karena kami harus duduk bertiga, saya dan Abra gantian memangku Vino di barisan tempat duduk samping supir selama perjalanan pulang, ongkos yang direncanakan untuk 3 orang hanya bayar 2 orang

Beberapa kali setiap saya mengajak mereka ke rumah makan atau Warung, saya menetapkan budget maksimal untuk tiap orang. Misalnya, Maksimal Rp. 15.000, mereka akan langsung menghitung harga makanan yang dipilihnya dari daftar menu dan menyesuaikan dengan budget maksimal yang sudah ditentukan. Yaa, harus mampu tahan selera juga jadinya. 

Bagi sebagian orang mungkin akan mengatakan "Pelit kali kau, sama anak-anakmu pun kau perhitungan kali" . Terserah mau bilang apa, inilah hidupku, inilah diriku, inilah keluargaku, inilah anak-anakku. 

Untuk beberapa hal dalam hidup ini, kita memang harus bisa menaikkan level "egoisme dan kesombongan kita" . Tapi, jangan lupa menyesuaikan level egoisme dan kesombongan itu lagi, kalau lupa, bisa-bisa terakhirnya keenakan jadi egois dan sombong terus seumur hidup . Itu berguna dan bermanfaat untuk beberapa hal saja dalam hidup kita yang kita anggap sangat perlu bagi diri kita, keluarga dan anak-anak kita saja. 

Untuk masa depan kita dan anak-anak kita sendiri, kalau bagus yang kita ajarkan kepada anak-anak kita, mengapa kita harus pusing memikirkan "apa kata dunia". Jadi apa dan bagaimana anak-anak kita itu nantinya di masa depan mereka, kita orangtuanya yang akan sangat merasakannya. 

Akan sangat bangga orangtua, jika nantinya hal baik yang dilakukan anak-anaknya menjadi "Like Father like Son". Tetapi betapa hancurnya perasaan orangtua jika hal buruk yang dilakukan anak-anaknya menjadi "Dang dao tubis sian bonana" atau "buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya". 

Orangtua sendiri yang harus memilih dan memutuskan apa yang patut disampaikan dan diajarkan kepada anak-anaknya, karena nantinya, anak-anak itu akan menunjukkan dan menggambarkan siapa orangtua nya :).

No comments:

Post a Comment