Kata yang sangat tidak asing bagi semua orang. Tapi hati dan
perasaan masing-masing orang pasti berbeda ketika mengatakan atau
menyebutkan kata 'bapak' ini. Tergantung bagaimana mereka melihat,
merasakan dan mengerti bapak itu.
Teringat waktu kecil, pada saat semua
teman-temanku berteriak "omaaaa..." waktu dikejar anjing, saya sendirian
malah teriak "bapakkkk....." :) :) :).
Memang bukan hanya cerita, kalau seorang bapak terbangun tengah malam,
memeriksa anak-anaknya tidur, kemudian memperbaiki selimut anak-anaknya
yang sedang tertidur lelap. Saya pernah merasakan dan mengalami itu.
Melakukan banyak perjalanan dengan bapak dalam melaksanakan tugasnya
untuk menyebarkan kebaikan dan kedamaian yang mungkin menjadi bibit
mengapa saya senang dan sangat menikmati semua tugas-tugas perjalanan
yang saya lakukan dulu :).
Dengan motor Yamaha C-100 nya, Bapak mengajariku mengendarai sepeda
motor. Hatiku sangat senang waktu bapak mempercayai ku untuk menggonceng
nya pertama kali, sambil tetap mengingatkan ku agar tetap hati-hati.
Ngga tau lagi entah dimana sekarang sepeda motor yang telah membawa kami
menjelajah ribuan kilometer yang sudah pernah kujalani bersama bapak.
Melewati lembah dan Gunung, menyeberangi sungai karena jembatan putus,
melalui hutan, jalan berbatu, jalan tanah, bahkan jalan setapak penuh
semak belukar. Menembus hujan, terjatuh di tanah yang licin, tersesat
dan kesasar karena mencoba cari jalan pintas, berjalan mengiringi bapak
yang mendorong motor yang mogok tidak mau hidup, berusaha menyambung
rantai motor yang putus, berlari mendorong motornya agar mau hidup :).
Kadang kami harus naik solu atau perahu kecil menyeberangi Danau Toba,
dan aku memain-memainkan tanganku di air yang hanya sekitar 10-an
centimeter dari pinggiran solu :).
Hanya berdua berjalan kaki menyusuri jalan sepi mendaki kaldera bagian
Barat Danau Toba menuju pegunungan Janji Maria. Disekitar tempat ini
juga pernah Bapak dan aku dihadang orang sekampung yang semua sudah
memegang parang ditangan masing-masing. Rupanya pada saat kami lewat
naik sepeda motor, kuda mereka yang ditambatkan di tengah jalan,
melompat ke jurang setelah kami lewat. Aku duduk diam dan tenang karena
melihat bapak juga tenang waktu berbicara dengan mereka. Setelah
berbicara beberapa saat dengan orangtua yang ada disana, kemudian mereka
membolehkan kami lewat untuk pulang.
Kadang setelah melalui hari-hari
yang agak sulit dan cukup melelahkan seperti itu, bapak mengajak ku
makan bakmi hangat :)
atau duduk di Warung ditepi Danau Toba sambil menikmati teh manis dan
gorengan. Kadang saat bapak sedang bercerita dengan orang-orang yang ada
di warung, aku bermain-main di pinggiran danau dan melihat-lihat
kegiatan orang-orang disitu. Hal yang cukup menyenangkan bagi anak-anak
seperti ku waktu itu :).
Tamparan, pukulan dan teriakan bapak juga pernah kurasakan karena
kenakalan ku waktu anak-anak. Kalau aku pulang menangis kerumah karena
berkelahi, bapak bukannya membela ku, malah memarahi ku :).
"Kau pergi lagi kesana, selesaikan masalahmu dengan orang itu".
Ya,
itulah bapakku, tidak mau membela atau mendengar semua alasan-alasan ku
kalau aku ribut atau berkelahi dengan teman-temanku waktu anak-anak.
Tapi menyuruh ku untuk menghadapi dan menyelesaikan semua masalah ku itu
sendiri :).
5 Oktober, bersamaan dengan HUT TNI, itulah hari ulang tahun Bapak.
No comments:
Post a Comment