Mungkin bangsa yang memiliki rasa malu terbesar di bumi ini
adalah Jepang. Dari semua buku yang pernah kubaca dan cerita film yang
pernah ku tonton, orang-orang Jepang diajarkan agar punya harga diri
yang sangat tinggi. Sikap Samurai sejati yang selalu berusaha melakukan
kebaikan dan menegakkan kebenaran, membela orang-orang tertindas dan
memberantas kesombongan manusia rakus dan tidak tau diri. Saya selalu
senang menonton cerita-cerita epik mengenai sifat-sifat ksatria
Samurai itu.
Pada saat seseorang melakukan sesuatu yang membuat
dirinya dan keluarganya malu, maka dia akan menghukum dirinya sendiri.
Bisa berupa mengakui dan meminta maaf atas semua kesalahannya,
mengundurkan diri dari jabatan tinggi dan bergengsi, mengasingkan diri
untuk belajar dan introspeksi diri, bahkan melakukan harakiri jika dia
menganggap kesalahannya sudah sangat fatal.
Suatu sikap yang membuatku
sangat kagum dan sangat menghormati orang-orang yang punya sikap seperti
itu. Beberapa kali berkenalan dengan orang Jepang, bercerita mengenai
bagaimana Jepang menjajah Indonesia dulu, mereka akan segera minta maaf
atas perlakuan teman-teman senegaranya dulu. Padahal, belum tentu
keluarganya atau nenek moyangnya langsung yang ikut terlibat dalam
penjajahan itu, tetapi mereka meminta maaf untuk itu. Suatu didikan dan
budaya yang mengagumkan bagi orang-orang yang mau melakukan seperti itu.
Bukan dia sendiri yang langsung terlibat, tapi mau mengakui bahwa dulu
pernah ada kesewenang-wenangan yang dilakukan negaranya, dan mau meminta
maaf untuk masa lalu tersebut. Suatu sikap ksatria yang pantas diikuti.
Dengan ini, saya mohon maaf atas segala kata-kata, tindakan dan
perbuatan saya yang telah pernah membuat Anda, atau semua orang merasa
saya sakiti baik sengaja maupun tidak sengaja. Kok cepat kali ya, tahun
baru masih 3 bulan lagi:).
Minta maaf tidak hanya pada hari besar atau
hari suci saja. Pada saat kita menyadari telah melakukan sesuatu yang
salah dan tidak benar, segeralah MINTA MAAF. Jiwa besar seseorang akan
terlihat dari kemampuannya mengakui kesalahan dan meminta maaf atas
kesalahan nya. Lalu mengapa kita tidak mencoba belajar minta maaf agar
ada kosa kata MAAF dalam perbendaharaan kata-kata kita?
No comments:
Post a Comment