Telepon Seluler mendekatkan kita kepada yang jauh, dan menjauhkan kita kepada yang dekat dengan kita.
Kata-kata itu saya baca pada sebuah foto quote di facebook. Ilustrasi gambar dalam quote itu, sebuah keluarga sedang makan dalam satu meja. Terdiri dari seorang ayah, ibu, satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. Di hadapan mereka masing-masing ada piring berisi makanan. Tetapi mereka masing-masing memegang sebuah telepon seluler. Masing-masing sibuk dengan telepon selulernya sendiri.
'Connecting people'. Itulah motto satu perusahaan produsen telepon seluler yang sangat besar tahun 90-an. Gambar logonya ada dua tangan yang saling mengulurkan dan bersentuhan. Betul-betul menggambarkan bagaimana orang terhubung secara fisik. Kedua tangan tersebut saling bersentuhan.
Kenyataannya dalam penggunaan dikehidupan sehari-hari, produsen telepon seluler tersebut membuat agar orang yang saling berjauhan bisa terhubung. Hubungan melalui sebuah alat yang bisa mengubah getaran suara menjadi gelombang listrik. Kemudian alat tersebut memancarkan getaran suara yang telah menjadi listrik tadi melalui saluran gelombang elektromagnetik. Gelombang elektrogmatik tersebut ditangkap sebuah menara pemancar dan memancarkannya kembali.
Jauh diseberang sana, listrik tersebut ditangkap sebuah menara pemancar. Menara pemancar tersebut kembali memancarkan gelombang elektromagnetik tersebut ke sebuah alat yang juga bisa merubah gelombang listrik menjadi getaran suara dan sebaliknya merubah getaran suara menjadi gelombang listrik. Alat itu dinamakan telepon seluler.
Awal kemunculannya, telepon seluler hanya bisa merubah getaran suara menjadi gelombang listrik dan sebaliknya merubah gelombang listrik menjadi getaran suara. Telepon seluler menggantikan telepon rumah yang gelombang listriknya dialirkan melalui kabel. Karena dialirkan melalui kabel, telepon rumah tidak bisa dibawa kemana-mana. Sehingga, perlahan-lahan telepon rumah mulai hilang karena dianggap tidak praktis lagi. Tiang-tiang dan kabel telepon rumah yang dulu banyak terlihat di pinggiran jalan juga sudah tidak terlihat lagi. Digantikan menara pemancar yang tinggi dengan banyak parabola bergantungan diatasnya.
Saat ini, telepon seluler tidak hanya sebagai alat yang bisa merubah getaran suara menjadi gelombang listrik lagi. Tetapi sudah bisa digunakan untuk melakukan banyak hal. Mengubah gambar menjadi gelombang listrik dan sebaliknya merubah gelombang listrik menjadi gambar. Sehingga saat ini, seseorang tidak hanya mendengar suara saja, tetapi juga bisa melihat gambar orang lain yang sedang berbicara dengannya pada saat yang bersamaan. Fitur ini disebut video call atau telepon video.
Baca juga Dampak Sosial Telepon Seluler
Telepon seluler saat ini juga bisa mengubah data meniadi gelombang listrik dan sebaliknya mengubah gelombang listrik menjadi data. Sehingga bisa mengirimkan teks, dokumen maupun data melalui gelombang elektromagnetik. Sehingga fungsi telegram jaman dulu itu j:ga digantikan oleh satu alat yang bisa melakukan banyak hal.
Fitur sebagai radio, televisi, pemutar lagu, pemutar video, kalkulator, bahkan membuat dokumen, foto dan video. Menggambar, mengedit foto atau video, menjadi peta atau penunjuk jalan melalui fitur GPS. Bermain game baik offline maupun online, sehingga beberapa orang bisa memainkan satu game pada saat yang bersamaan. Sebuah telepon seluler tanpa semua fitur tersebut pasti sudah dianggap barang kuno saat ini.
Sesuai motto perusahaan produsen telepon seluler yang dulu sangat besar dan terkenal, tetapi jadi ketinggalan saat ini karena tidak bisa mengikuti perkembangan fitur-fitur telepon seluler tersebut, 'Connecting people'. Sebuah telepon seluler benar-benar menghubungkan orang. Tetapi sangat jauh bertolak belakang dengan gambar logo perusahaan produsen telepon seluler tersebut. Menghubungkan orang yang saling berjauhan melalui gelombang elektromagnetik. Bukan menghubungkan secara fisik seperti gambar dua tangan yang saling bersentuhan.
Berikutnya Dampak Sosial Telepon Seluler
No comments:
Post a Comment