Wednesday, February 21, 2018

Beban Hidup




Seseorang mengatakan kepadaku, beban hidupku sudah terlalu berat, aku ingin melupakan semua beban hidupku itu. Apa yang membebanimu?, aku bertanya kepadanya. Semua urusan keluarga, rumah tangga dan juga anak-anak.

Aku terdiam. Melihatnya dan berfikir dalam hati. Kalau keluargamu, rumah tanggamu dan juga anak-anakmu telah menjadi beban bagimu, lalu apa lagi dalam dunia ini yang tidak menjadi beban bagimu? Semua kehidupan dibumi ini punya resiko dan konsekuensi nya sendiri. Apapun yang kita pilih untuk kita lakukan dalam hidup kita, punya resiko dan konsekuensi yang harus  kita hadapi dan pertanggungjawabkan.




Saya tidak menyampaikan apa yang saya fikirkan itu kepadanya. Suasana hatinya saat itu mungkin tidak bisa menerima, kalau kesimpulan akhirnya, dia terlihat sebagai orang yang tidak bertanggungjawab kepada dirinya sendiri, keluarga, rumah tangga dan anak-anaknya. Bisa jadi suasana hatinya memburuk, ada perlawanan dalam fikirannya, yang terjadi malah pertengkaran. Bukannya membantu, malah menambah masalah kalau apa yang saya fikirkan itu saya sampaikan.

Semua orang punya beban dan masalah-masalah mereka sendiri. Tergantung mereka memilih langkah-langkah yang sebaiknya harus dilakukan agar masalahnya tidak menjadi lebih besar dan semakin berat. Saat kita tidak mampu memilih langkah yang tepat, bisa jadi akan mengakibatkan timbulnya masalah dan beban yang lebih besar dan lebih berat. Jika kita bisa memilih langkah yang tepat, maka semua yang kita anggap sebagai masalah dan beban itu sebenarnya tidak ada. Kata-kata itu mungkin bisa meringankan sedikit suasana hatinya dan juga tidak menghakiminya sebagai orang yang tidak bertanggungjawab.




Saya fikir, sebenarnya tidak ada yang namanya beban hidup. Beban hidup itu hanya kata-kata yang diciptakan manusia untuk menyenangkan hati dan fikirannya. Membuat dia merasa bahwa masalah-masalah itu adalah sesuatu yang bukan resiko dan tanggungjawabnya. Sehingga menyalahkan hidup dan menggangap bahwa hidup telah memberi beban yang harus diembannya. Hidup telah membebaninya dengan semua resiko-resiko, konsekuensi-konsekuensi yang selama ini tidak diketahuinya dan bahkan tidak pernah terfikirkan. Saat manusia itu menghadapi sesuatu yang tidak dia fahami dan mengerti, maka dia mengatakannya sebuah beban hidup.

Jika seseorang menganggap keluarganya, rumah tangga dan anak-anaknya sebagai beban hidup, apa lagi yang diharapkannya dari keluarga, rumah tangga atau anak-anak itu? Jika sesuatu yang menjadi tanggungjawab kita, kita anggap sebagai sebuah beban, apakah kita bisa melakukan yang terbaik bagi mereka. Bisa jadi malah timbul rasa jenuh dan benci karena tanggungjawab itu sudah kita anggap sebagai beban. Malah akan timbul apatisme, ketidakacuhan dan ketidakperdulian terhadap tanggungjawab kita tersebut.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam hidup akan memperkaya pengalaman hidup seseorang. Kadang, apa yang dihadapi orang lain atau teman kita, kita anggap sebuah hal kecil. Kita mampu memberi kata-kata penghiburan dan bahkan ada yang mampu menghakimi. Tetapi, saat permasalahan itu datang kepada diri kita sendiri, kita hanya bisa terdiam, mengeluh, mengadu dan mengatakan bahwa itu semua beban hidup. Suatu cara untuk lari atau menghindar dari tanggungjawab dalam kehidupan. 




No comments:

Post a Comment