Wednesday, February 21, 2018

3. Kecemburuan sosial


Sebelumnya   Mudah Teralihkan

Telepon sekuler hanyalah sebuah alat yang bisa menangkap dan memancarkan gelombang elektromagnetik. Merubah gelombang listrik tersebut menjadi suara, data, teks maupun gambar. Dan sebaliknya merubah suara, data, teks dan gambar menjadi gelombang listrik. Telepon seluler saat ini sudah mampu juga sebagai alat membuat, mengatur dan mengolah data. Sehingga dengan semua fitur tersebut, telepon seluler berubah nama menjadi telepon pintar.


Baca Juga    Andai Aku Bisa...

Kampanye-kampanye di media-media elektronik maupun non-elektronik menempatkan sebuah telepon pintar sebagai gaya hidup. Sebuah telepon pintar dijadikan sebagai ikon status sosial seseorang. Itu memang sebuah strategi pemasaran, agar produk yang dipasarkan tersebut mampu menarik perhatian calon konsumen, ingin memiliki  dan akhirnya membeli produk tersebut. Semakin banyak produknya dibeli maka akan semakin besar keuntungan sang produsen.

Sistem tatanan masyarakat sebagai mahkluk sosial memang masih menjadi hal yang menarik untuk dijadikan bahan kampanye. Salah satu sifat mahkluk sosial selalu haus akan sebuah status sosial yang terlihat lebih baik atau lebih tinggi dari mahluk sosial lainnya. Bisa menunjukkan status sosial yang lebih dibandingkan orang lain. Bahkan menunjukkan berbagai hal, termasuk gaya hidup, aset dan pergaulan sosial sebagai media aktualisasi diri. Sala satunya dengan menggunakan sebuah telepon pintar terbaru dan termahal. Jika perlu memiliki produk telepon pintar 'limited edition' atau edisi terbatas yang hanya ada beberapa unit di bumi ini dan hanya dimiliki orang-orang tertentu dengan jabatan atau posisi sangat tinggi dibumi ini.


Bahkan beberapa iklan atau kampanye sebuah produk dengan terang-terangan menunjukkan agar tercipta sebuah kesenjangan sosial yang dapat menciptakan kecemburuan sosial. Seseorang menggunakan telepon seluler bersama kekasihnya, kemudian datang seseorang yang menggunakan telepon pintar terbaru. Si kekasih pergi meninggalkan orang dengan telepon seluler yang sudah dianggap kuno, kemudian pergi bersama orang yang memiliki telepon pintar terbaru. Hal yang sama juga digunakan untuk kampanye berbagai produk-produk yang ingin dipasarkan. Sengaja mempertunjukkan agar produk tersebut menjadi sebuah ikon gaya hidup dengan menciptakan sebuah perasaan kecemburuan sosial.

Penanaman informasi-informasi tersebut akhirnya benar-benar mampu menciptakan sebuah kecemburuan sosial dalam kehidupan nyata bermasyarakat. Tercipta pengelompokan-pengelompokan dalam tatanan masyarakat. Pemilik telepon pintar tertentu diberikan promosi-promosi yang tentunya harus mengeluarkan uang dengan jumlah tertentu. Sementara yang tidak memiliki telepon pintar tersebut tidak boleh mengikuti dan mendapatkan promosi-promosi itu. Agar bisa mendapatkannya, harus memiliki telepon pintar yang diberikan promosi.

Kecemburuan sosial sengaja diciptakan dengan memanfaatkan telepon pintar sebagai alat yang menunjukkan status sosial seseorang. Dalam kelompok masyarakat, dimana sebuah status sosial sangat perlu ditunjukkan, kampanye tersebut sangat efektif. Dalam kenyataannya, akhirnya benar-benar tercipta kecemburuan sosial yang meningkatkan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Siapa yang tidak memahami semua proses dibalik itu, tentunya bisa menjadi korban kecemburuan sosial yang memang sengaja diciptakan untuk memasarkan produk telepon-telepon pintar saat ini.

No comments:

Post a Comment